Yuk bahagiakan istri
Dukungan istri mungkin tak terlihat, tapi memudahkan urusan-urusan pasangan setiap saat.
Ridha dari istri kadang dianggap tidak penting, padahal bisa melancarkan urusan-urusan yang genting.
Teman-teman setuju? Saya harap begitu.
Alhamdulillah, 10 hari terakhir saya menemani mitra-mitra saya jalan-jalan di Inggris, negara-negara Eropa lainnya, dan Oman. Ya, kami bisnis bareng. Belajar bareng. Travelling bareng.
Bahkan kami sampai di Jungfrau yang merupakan puncak tertinggi Eropa yang sekaligus puncak pegunungan Alpen, Swiss. Oksigennya tipis, suhunya minus 10. Alhamdulillah semua menikmati trip istimewa ini.
Sebelum berangkat, saya kasih satu syarat sama mereka. Apa itu? Bawa pasangannya. Saya mikirnya simple aja. Toh berjuangnya sama-sama. Apa salahnya enjoy-nya juga sama-sama? Travelling bareng pasangan. Asyik tho?
Suami kita atau istri kita, percayalah, adalah orang yang ditakdirkan untuk melengkapi dan membenahi kita. Tidak ada orang lain yang lebih tepat. Ya, dia-lah yang paling tepat.
Kalaupun istri di rumah nggak nyari nafkah sama sekali, perannya jangan dianggap ringan. Selain mengurus anak, rumah, dan rumahtangga, kontribusinya dalam bentuk *doa dan ridha* itu sangat menentukan, bahkan tak tergantikan.
"Doa istri itu 'bekerja' walaupun istri tidak bekerja," ini pesan saya di berbagai seminar.
Sering kita melihat, rumahtangga yang kurang akur, ternyata rezekinya juga tersendat-sendat seperti motor butut yang lagi ngadat. Sebaliknya, kalau rukun, guyub, dan akur, rezeki pun mengucur seperti air mancur.
_Pada akhirnya, mari bahagiakan pasangan kita. Dapatkan ridhanya. Siap?_
WA @temanBangIpho
Ridha dari istri kadang dianggap tidak penting, padahal bisa melancarkan urusan-urusan yang genting.
Teman-teman setuju? Saya harap begitu.
Alhamdulillah, 10 hari terakhir saya menemani mitra-mitra saya jalan-jalan di Inggris, negara-negara Eropa lainnya, dan Oman. Ya, kami bisnis bareng. Belajar bareng. Travelling bareng.
Bahkan kami sampai di Jungfrau yang merupakan puncak tertinggi Eropa yang sekaligus puncak pegunungan Alpen, Swiss. Oksigennya tipis, suhunya minus 10. Alhamdulillah semua menikmati trip istimewa ini.
Sebelum berangkat, saya kasih satu syarat sama mereka. Apa itu? Bawa pasangannya. Saya mikirnya simple aja. Toh berjuangnya sama-sama. Apa salahnya enjoy-nya juga sama-sama? Travelling bareng pasangan. Asyik tho?
Suami kita atau istri kita, percayalah, adalah orang yang ditakdirkan untuk melengkapi dan membenahi kita. Tidak ada orang lain yang lebih tepat. Ya, dia-lah yang paling tepat.
Kalaupun istri di rumah nggak nyari nafkah sama sekali, perannya jangan dianggap ringan. Selain mengurus anak, rumah, dan rumahtangga, kontribusinya dalam bentuk *doa dan ridha* itu sangat menentukan, bahkan tak tergantikan.
"Doa istri itu 'bekerja' walaupun istri tidak bekerja," ini pesan saya di berbagai seminar.
Sering kita melihat, rumahtangga yang kurang akur, ternyata rezekinya juga tersendat-sendat seperti motor butut yang lagi ngadat. Sebaliknya, kalau rukun, guyub, dan akur, rezeki pun mengucur seperti air mancur.
_Pada akhirnya, mari bahagiakan pasangan kita. Dapatkan ridhanya. Siap?_
WA @temanBangIpho
Komentar
Posting Komentar